Cahaya senja punah 4 jam yang lalu,
Sinar kedua mata telah lelah,
Warna remang-remang lampu meredup,
Kasur berduri menunggu raga.
Ada sesuatu yang mengalir dalam darah,
Berupa rasa yang terus menjiwai di tiap malam,
Membuatku terus ingin mempertahankan senyum,
Menikmati setiap getir indahnya rasa cemburu,
Melantunkan nada yang membuatku tetap terjaga,
Memberi sejuta kenyamanan agar ku tak tega beranjak.
Siapa gerangan yang menjadi saksi di malam ini?
Bukanlah rembulan ataupun sejuta bintang di negeri kayangan.
Kenapa tirai kerinduanku selalu lebar terbuka?
Tidaklah karena dejavu di hari kemarin.
What the hell is going on?
Terkecuali seruan subuh...
Yang bergelora hingga ke pelosok negeri,
Yang bergejolak membakar semangat mereka,
Yang mampu menghentikan lajuku dalam rongga mimpi
Di atas kasur kerinduan.
Meski tak gerah...
Kubasuh kedua tangan, muka, dahi, telinga dan sebagainya.
Meski tak mampu...
Kuberolah raga melipat tangan, rukuk dan sujud.
Meski tak perlu...
Kuberdoa pada Raja Besar Alam Semesta,
Ya Tuhan, lindungilah dia untukku!
Amin...
inspirasi oleh: "Twickyw, the writer of VAL"